JAKARTA||MATAJATIMNEWS.COM.Peristiwa ledakan yang terjadi saat salat Jumat di Masjid SMAN 72 Komplek Kodamar, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025), masih menyisakan banyak tanda tanya. Sejumlah pakar intelijen dan terorisme mulai memberikan analisis awal terkait dugaan penyebab dan identitas pelaku.
Dalam tayangan siaran langsung di Kompas TV yang juga ramai dibahas di kanal YouTube, seorang pakar intelijen menduga bahwa pelaku sebenarnya tidak bermaksud melakukan aksi di masjid tersebut. Berdasarkan analisisnya, pelaku diduga sempat melintas atau mampir ke masjid untuk menunaikan salat Jumat. Namun, pada saat itulah detonator yang dibawanya secara tidak sengaja terpicu, sehingga memicu ledakan dahsyat.
“Dari indikasi awal, kemungkinan besar pelaku sedang membawa perangkat peledak yang sudah terpasang dengan sistem manual atau semi otomatis. Ada kemungkinan detonatornya aktif tanpa sengaja saat berada di dalam area masjid,” ungkap seorang analis yang diwawancarai dalam program tersebut.
Lebih lanjut, pakar tersebut juga menyebut bahwa senjata yang ditemukan di lokasi kejadian memiliki kemiripan dengan jenis senjata yang digunakan dalam tragedi penembakan di Christchurch, Selandia Baru, pada 2019 lalu, yang menewaskan 51 orang jamaah di dua masjid.
“Model senjata api yang terlihat dari foto lapangan menyerupai tipe yang sama dengan yang digunakan dalam serangan di Selandia Baru beberapa tahun lalu. Ini menarik karena bisa mengindikasikan adanya jejaring ideologis atau peniruan modus,” ujarnya.
Sumber dari pihak keamanan menuturkan bahwa pelaku tewas di lokasi akibat ledakan yang berasal dari bahan peledak berdaya tinggi. Namun, ada juga dugaan lain yang sedang diselidiki, yaitu kemungkinan pelaku sebenarnya tertembak di lokasi berbeda, lalu tubuhnya ditemukan di sekitar area masjid setelah ledakan.
Hingga kini, pihak kepolisian dan Densus 88 Antiteror masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan potongan bukti dari lokasi. Identitas pelaku belum dirilis secara resmi, sambil menunggu hasil tes DNA dan pemeriksaan laboratorium forensik.
Kapolsek Kelapa Gading, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa masyarakat diminta tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Tim gabungan sedang bekerja penuh untuk mengungkap latar belakang peristiwa ini. Kami imbau warga agar tidak mudah percaya dengan spekulasi di media sosial,” ujarnya.
Peristiwa ini menjadi perhatian nasional mengingat lokasi kejadian berada di lingkungan pendidikan dan pemukiman aparat militer, sehingga aspek keamanan kini diperketat di sekitar kawasan Kodamar dan sekolah-sekolah di wilayah Kelapa Gading.
Penulis ahot
